Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha:
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ دَخَلَ عَلَيْهَا وَعِنْدَهَا امْرَأَةٌ قَالَ مَنْ هَذِهِ قَالَتْ
فُلَانَةُ تَذْكُرُ مِنْ صَلَاتِهَا قَالَ مَهْ عَلَيْكُمْ بِمَا تُطِيقُونَ
فَوَاللَّهِ لَا يَمَلُّ اللَّهُ حَتَّى تَمَلُّوا وَكَانَ أَحَبَّ الدِّينِ
إِلَيْهِ مَادَامَ عَلَيْهِ صَاحِبُهُ
bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mendatanginya
sedangkan Aisyah sedang bersama seorang wanita lain, lalu Nabi shallallahu
'alaihi wasallam bertanya: "siapa ini?" Aisyah menjawab: "si
fulanah", Lalu diceritakan tentang shalatnya (dalam riwayat Muslim
disebutkan bahwa fulanah adalah wanita yang tidak pernah tidur karena selalu
menunaikan shalat sepanjang malam). Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "tinggalkanlah apa yang tidak kalian sanggupi, demi Allah, Allah
tidak akan bosan hingga kalian sendiri yang menjadi bosan, dan agama yang
paling dicintai-Nya adalah apa yang senantiasa dikerjakan secara rutin dan
kontinyu". (HR. Bukhari & Muslim).
Maha suci Allah dari bosan. Para ulama menjelaskan bahwa
yang dimaksud dengan Allah tidak akan bosan di sini adalah Allah tidak akan
memutus pahalaNya dari kalian.
Adapun faidah dari hadits ini adalah:
1.
Dibencinya ibadah yang
terlalu banyak karena ditakutkan akan bosan dan futur (melemahnya semangat
ibadah).
2.
Dianjurkan untuk sederhana
dalam beribadah dan tidak berlebih – lebihan.
3.
Amal – amal yang paling
banyak pahalanya adalah yang dilakukan secara rutin dan kontinyu meskipun amal
tersebut hanyalah amal yang kecil.
4.
Di dalam amal yang
dilakukan secara rutin tersebut meskipun hanya amal yang kecil, akan menjadikan
orang yang melaksanakannya senantiasa ta’at kepada Allah dengan mengingatNya,
dengan mendekatkan diri kepadaNya, dan dengan ikhlas melaksanakan amal
tersebut.
5.
Amal yang sedikit tetapi
rutin dikerjakan, lebih banyak pahalanya daripada amal yang banyak tetapi tidak
rutin dikerjakan.