Penegasan Keutamaan Dua Rakaat Shalat Sunnah Subuh


عن عائشة رَضِيَ اللهُ عَنها: أنَّ النَّبيَّ - صلى الله عليه وسلم - كَانَ لا يَدَعُ أرْبَعًا قَبْلَ الظُّهْرِ، وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الغَدَاةِ. رَوَاهُ البُخَارِيُّ.

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha: bahwasanya Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam tidak pernah meninggalkan empat rakaat sebelum shalat dhuhur dan dua rakaat sebelum shalat subuh. Diriwayatkan oleh Bukhari.

Hadits ini diriwayatkan oleh Bukhari dalam Kitab Ash-Sholat (Bab Dua Rakaat Sebelum Dhuhur).

Bahasa Hadits:

قَبْلَ الغَدَاةِ : yakni sebelum shalat subuh.

Faidah Hadits:

Hadits ini menunjukkan penegasan sunnahnya shalat dua rakaat sebelum shalat fajar (sholat subuh). Hal ini didasarkan pada sabda Beliau shollallahu ‘alaihi wasallam dan juga perbuatan beliau.

 

Keutamaan Sholat Rawatib dan Penjelasan Jumlah Raka'atnya


وعن أُمِّ المُؤْمِنِينَ أُمِّ حَبِيبَةَ رملة بِنْتِ أبي سُفْيَانَ رَضِيَ اللهُ عَنهما، قالت: سمعت رَسُولَ اللهِ - صلى الله عليه وسلم - يقول: «مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يُصَلِّي للهِ تَعَالى كُلَّ يَوْمٍ ثِنْتَيْ عَشرَةَ رَكْعَةً تَطَوُّعًا غَيرَ الفَرِيضَةِ، إلاَّ بَنَى الله لَهُ بَيْتًا في الجَنَّةِ، أو إلاَّ بُنِيَ لَهُ بَيْتٌ فِي الجَنَّةِ» . رواه مُسلِمٌ.

Dari Ummul Mukminin Ummu Habibah Ramlah binti Abu Sufyan radhiyallahu ‘anhuma, beliau berkata: aku mendengar Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda: "Tidaklah seorang hamba muslim mendirikan shalat sunnah ikhlas karena Allah pada setiap hari sebanyak dua belas rakaat selain shalat fardhu, melainkan Allah akan membangunkan baginya sebuah rumah di surga, atau melainkan akan dibangunkan baginya rumah di surga”. (HR. Muslim).

Hadits ini diriwayatkan oleh Muslim dalam al-Musafirin (Bab Keutamaan shalat rawatib sebelum dan sesudah shalat wajib serta jumlah bilangan rakaatnya).

Bahasa Hadits:

تَطَوُّعًا : yakni tambahan atas sholat fardhu.

Faidah Hadits:

Hadits ini menunjukkan anjuran untuk menjaga sholat sunnah sebanyak 12 raka’at dalam sehari. Hadits ini bersifat umum mencakup shalat rawatib dan juga sholat selainnya misalnya saja sholat dhuha.

Keutamaan Shof Pertama Serta Perintah Meluruskan dan Merapatkan Shof Shalat


عن جابر بن سَمُرَة رضي الله عنهما، قَالَ: خَرَجَ عَلَيْنَا رَسُول اللهِ - صلى الله عليه وسلم - فَقَالَ: «ألاَ تَصُفُّونَ كَمَا تَصُفُّ المَلائِكَةُ عِندَ رَبِّهَا؟» فَقُلنَا: يَا رَسُول اللهِ، وَكَيفَ تُصَفُّ المَلائِكَةُ عِندَ رَبِّهَا؟ قَالَ: «يُتِمُّونَ الصُّفُوفَ الأُوَلَ، وَيَتَرَاصُّونَ في الصَّفِّ» . رواه مُسلِم.

Dari Jabir bin Samurah radhiyallahu ‘anhuma, beliau bersabda: Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam pernah keluar kepada kami dan bersabda: Tidakkah kalian ingin mendirikan shof sebagaimana shofnya malaikat di sisi Rabbnya? Maka kami katakan: Ya Rasulullah, bagaimanakah malaikat bershof di sisi Rabbnya? Maka beliau bersabda: Mereka menyempurnakan shof – shof yang awal, dan mereka saling merapatkan shof mereka. (HR. Muslim).

Hadits ini diriwayatkan oleh Muslim dalam ash-Sholat (Bab Perintah Untuk Tenang Dalam Sholat).

Bahasa Hadits:

تَصُفُّونَ : Maksudnya adalah berbaris dan meluruskan barisan.

يَتَرَاصُّونَ : Maksudnya adalah saling berdekatan satu sama lain sehingga tidak meninggalkan celah.

Faidah Hadits:

Hadits ini menunjukkan sunnahnya meluruskan shof – shof dan menyempurnakan shof yang paling awal terlebih dahulu tanpa memberikan celah sedikitpun. Makruh meninggalkan yang demikian itu dan hal itu akan mengurangi pahala sholat berjama’ah.

 

Perintah Untuk Menjaga Sholat Wajib


وعن ابن مسعود - رضي الله عنه - قال: سألت رَسُول اللهِ - صلى الله عليه وسلم - أيُّ الأعْمَالِ أفْضَلُ؟ قَالَ: «الصَّلاَةُ عَلَى وَقْتِهَا» قلتُ: ثُمَّ أيٌّ؟ قَالَ: «بِرُّ الوَالِدَيْنِ» قلتُ: ثُمَّ أيٌّ؟ قَالَ: «الجِهَادُ في سَبِيلِ اللهِ» . متفقٌ عَلَيهِ.

Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu beliau berkata: aku bertanya kepada Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam, amal apakah yang paling utama? Beliau menjawab: sholat pada waktunya. Aku berkata: lalu apa lagi? Beliau menjawab: berbuat baik kepada kedua orang tua. Aku berkata: lalu apa lagi? Beliau menjawab: jihad di jalan Allah. Muttafaqun ‘Alaih.


Hadits ini diriwayatkan oleh Bukhari dalam al-Mawaqit (Bab Keutamaan Sholat Pada Waktunya). Diriwayatkan oleh Muslim dalam al-Iman (Bab Penjelasan Tentang Iman Kepada Allah Adalah Amal Yang Paling Utama).
Bahasa Hadits

الصَّلاَةُ عَلَى وَقْتِهَا : dikatakan maknanya adalah sholat di awal waktu, dan dikatakan maknanya adalah sholat pada waktunya.

Faidah Hadits

1.       Sesungguhnya hak – hak Allah yang paling utama untuk dipenuhi dengan ikhlas setelah kita mengucapkan dua kalimat syahadat adalah dengan melaksanakan sholat.

2.       Hak – hak manusia yang paling utama untuk dipenuhi  adalah haknya kedua orang tua.

3.       Pengorbanan yang paling utama adalah dengan berjihad, karena jihad itu adalah sarana (wasilah) untuk menjaga hak – hak Allah dan juga hak – hak manusia.

4.       Haramnya mengeluarkan sholat dari waktunya. Imam asy-Syafi’i berkata: sesungguhnya, barangsiapa yang sengaja meninggalkan sholat karena malas hingga keluar dari waktu daruratnya, maka ia dihukum dengan had bunuh apabila ia tidak bertaubat.

 

Anjuran Mendatangi Sholat Jamah Subuh dan Isya


عن عثمان بن عفان - رضي الله عنه - قَالَ: سَمِعْتُ رَسُول اللهِ - صلى الله عليه وسلم - يقول: «مَنْ صَلَّى العِشَاءَ فِي جَمَاعَةٍ، فَكَأنَّمَا قَامَ نِصْفَ اللَّيْلِ، وَمَنْ صَلَّى الصُّبْحَ في جَمَاعَةٍ، فَكَأنَّمَا صَلَّى اللَّيْلَ كُلَّهُ» . رواه مُسلِم.

وفي رواية الترمذي عن عثمان بن عفان - رضي الله عنه - قَالَ: قال رَسُول اللهِ - صلى الله عليه وسلم: «مَنْ شَهِدَ العِشَاءَ فِي جَمَاعَةٍ كَانَ لَهُ قِيَامُ نِصْفَ لَيلَةٍ، وَمَنْ صَلَّى العِشَاءَ وَالفَجْرَ فِي جَمَاعَةٍ، كَانَ لَهُ كَقِيَامِ لَيْلَةٍ» قَالَ الترمذي: «حديث حسن صحيح»

Dari ‘Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu beliau berkata: aku mendengar Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda: barang siapa sholat ‘Isya’ berjama’ah, maka seolah-olah ia mendirikan sholat separuh malam, barang siapa sholat subuh berjama’ah, maka seolah-olah ia mendirikan sholat semalam penuh. (HR. Muslim).

Di dalam riwayat yang dibawakan oleh at-Tirmidzi dari ‘Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu beliau berkata: Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda: barang siapa yang menghadiri sholat ‘Isya’ berjama’ah maka baginya pahala mengerjakan sholat selama separuh malam, barang siapa sholat ‘Isya’ dan subuh berjama’ah, maka baginya pahala mengerjakan sholat semalam penuh. At-Tirmidzi berkata: hadits hasan shahih.

Hadits ini diriwayatkan oleh Muslim dalam kitab al-Masajid (bab Keutamaan Sholat Isya dan Subuh Berjama’ah). Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dalam kitab ash-Sholat (bab Keutamaan Sholat Isya dan Subuh Berjama’ah).

Faidah Hadits:

Hadits ini menunjukkan keutamaan sholat isya dan subuh berjama’ah, dan sesungguhnya pahala melaksanakan kedua sholat tersebut secara berjama’ah seperti pahala yang didapatkan seseorang ketika melaksanakan sholat tahajud semalam suntuk.

Keutamaan Sholat Berjama'ah


عن ابن عمر رضي الله عنهما: أنَّ رَسُول اللهِ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «صَلاَةُ الْجَمَاعَة أفْضَلُ مِنْ صَلاَةِ الْفَذِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِينَ دَرَجَةً» . متفقٌ عَلَيْهِ.

Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma: bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sholat jama’ah itu lebih utama 27 derajat daripada sholat sendirian”. (Muttafaqun ‘Alaih).

Hadits ini diriwayatkan oleh Bukhari di dalam Sholat Jama’ah (Bab Keutamaan Sholat Jama’ah), diriwayatkan oleh Muslim di dalam al-Masajid (Bab Keutamaan Sholat Jama’ah).

Bahasa hadits:

أفْضَلُ : yakni lebih banyak pahalanya

الْفَذِّ : sendirian

Faidah hadits:

1.       Hadits ini menunjukkan keutamaan sholat berjama’ah, dan bahwasanya pahala orang yang sholat berjama’ah itu bertambah atas sholat seseorang yang sendirian sebanyak 27 derajat.

2.       Terdapat riwayat lain yang menyatakan bahwa sholat berjama’ah itu lebih utama 25 derajat daripada sholat sendirian. Penjelasannya adalah sebagai berikut:

a.       Sesungguhnya jumlah yang sedikit tidak bisa menafikan jumlah yang banyak, maka jumlah 25 itu telah termasuk ke dalam jumlah yang 27.

b.      Dikatakan, sesungguhnya Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam pertama – tama mengetahui bahwa keutamaan sholat berjama’ah itu adalah 25 derajat, kemudian beliau mengetahui adanya tambahan, maka beliaupun mengatakannya demikian.

c.       Dikatakan, sesungguhnya yang demikian itu berbeda – beda antara satu orang dan orang lainnya dalam melaksanakan sholat berjama’ah sesuai dengan kekhusyu’an dan penjagaannya terhadap sunnah – sunnahnya dan adab – adabnya.