وعن أُمِّ المُؤْمِنِينَ أُمِّ
حَبِيبَةَ رملة بِنْتِ أبي سُفْيَانَ رَضِيَ اللهُ عَنهما، قالت: سمعت رَسُولَ
اللهِ - صلى الله عليه وسلم - يقول: «مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يُصَلِّي للهِ
تَعَالى كُلَّ يَوْمٍ ثِنْتَيْ عَشرَةَ رَكْعَةً تَطَوُّعًا غَيرَ الفَرِيضَةِ،
إلاَّ بَنَى الله لَهُ بَيْتًا في الجَنَّةِ، أو إلاَّ بُنِيَ لَهُ بَيْتٌ فِي
الجَنَّةِ» . رواه مُسلِمٌ.
Dari Ummul Mukminin Ummu Habibah Ramlah binti Abu Sufyan
radhiyallahu ‘anhuma, beliau berkata: aku mendengar Rasulullah shollallahu ‘alaihi
wasallam bersabda: "Tidaklah seorang hamba muslim mendirikan shalat sunnah
ikhlas karena Allah pada setiap hari sebanyak dua belas rakaat selain shalat
fardhu, melainkan Allah akan membangunkan baginya sebuah rumah di surga, atau
melainkan akan dibangunkan baginya rumah di surga”. (HR. Muslim).
Hadits ini diriwayatkan oleh Muslim dalam al-Musafirin (Bab Keutamaan
shalat rawatib sebelum dan sesudah shalat wajib serta jumlah bilangan rakaatnya).
Bahasa Hadits:
تَطَوُّعًا : yakni tambahan atas sholat fardhu.
Faidah Hadits:
Hadits ini menunjukkan anjuran untuk menjaga sholat sunnah
sebanyak 12 raka’at dalam sehari. Hadits ini bersifat umum mencakup shalat
rawatib dan juga sholat selainnya misalnya saja sholat dhuha.